LAPORAN OBSERVASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD NEGERI CITENGAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Encep Sudirjo M.Pd dosen mata kuliah Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh
MILA SITI HINNASAH
1003833
2 A
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ( PGSD )
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ( UPI )
KAMPUS DAERAH SUMEDANG
2011-2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan mata kuliah yang wajib dikuasai oleh calon guru, mengingat peran guru di sekolah sebagai pembimbing yang tugas bimbingan dan konseling
Jadi dengan harus bisa mengarahkan anak didiknya dalam pembelajaran sehingga tercapai tujuan dari pendidikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa anak didik di sekolah bersifat berbeda-beda, karena itu guru dituntut untuk bisa mengakomodasi seluruh keunikan peserta didik dengan memberikan bimbingan secara individual serta mengarahkannya kepada hal yang positif. Tugas ini merupakan bagian dari adanya program bimbingan dan konseling ini diharapkan bisa mengarahkan dan membimbing setiap peserta didik ke arah yang lebih positif.
B. Rumusan Masalah
Dalam laporan hasil observasi ini, adapun yang menjadi rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan objek SD Negeri Citengah?
2. Bagaimana kegiatan bimbingan dan konseling di SD Negeri Citengah?
3. Bagimana proses layanan bimbingan masalahnya di SD Negeri citengah?
4. Bagaimana proses bimbingan karir di SD Negeri Citengah?
5. Bagaimana analisis keterlaksanan Bimbingan dan konseling?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam observasi ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keadaan objek SD Negeri Citengah.
2. Untuk mengetahui kegiatan bimbingan dan konseling di SD Negeri Citengah.
3. Untuk mengetahui layanan bimbingan masalah di SD Negeri Citengah.
4. Untuk mengetahui layanan bimbingan karir di SD Negeri Citengah.
5. Untuk mengetahui keterlaksanaan bimbingan dan konseling di SD Negeri Citengah.
D. Metode Penelitian
Adapun metode yang diambil pada saat penelitian di SD Negeri Citengah yaitu, Observasi, dalam observasi ini penulis langsung mengunjungi SD yang bersangkutan yaitu SD Negeri Citengah di Desa Citengah, selanjutnya untuk memperoleh informasi yang lebih jelas penulis menggunakan metode Wawancara, dalam metode ini penulis mewawancarai Kepala sekolah beserta beberapa guru wali kelas. Sementara untuk mengetahui informasi dari siswa penulis menggunakan metode penyebaran angket untuk diisi oleh setiap siswa yang bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Landasan Bimbingan Konseling
1. PP No. 29/1990 pasal 27 ayat 1
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menekan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
2. SKB Mendikbud dan KA BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993
Pasal 1 ayat 4 : Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan BK kepada sejumlah peserta didik.
Pasal 1 ayat 10 : Penyusunan program BK adalah membuat perencanaan pelayanan BK dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.
Pasal 1 ayat 13 : Analisis evaluasi BK adalah hasil evaluasi pelaksanaan BK yang mencakup layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan bimbingan pembelajaran serta kegiatan pendukungnya.
B. Pendekatan Dalam Layanan Bimbingan dan Konseling
Adapun beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam layanan BK ini,yaitu:
1. Pendekatan Krisis
Dalam pendekatan ini, pembimbing menunggu munculnya suatu krisis/masalah dan dia bertindak membantu seseorang yang menghadapi krisis tersebut. Teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah teknik-teknik yang secara pasti dapat mengatasi kriris itu.
2. Pendekatan Remedial
Guru memfokudkan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang Nampak. Tujuan bantuan dari pendekatan ini ialah menghindarkan terjadinya krisis yang mungkin terjadi.
3. Pendekatan Preventif
Mengantisipasi masalah-maslah generic dan mencegah terjadinya maslah itu. Model preventif ini didasarkan kepada pemikiran bahwa jika guru atau pembimbing dapat memberikan sebuah penyuluhan kepada siswa agar siswa menyadari akan bahaya dari berbagai kegiatan yang dapat memunculkan masalah. Misalkan bahaya putus sekola, berkelahi, merokok dan lain-lain.
4. Pendekatan Perkembangan
Pendekatan yang lebih mutakhir dan lebih proaktif diandingkan dengan ketiga pendekatan tersebut. Bimbingan yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan disekolah dan didalam kehidupan.
C. Prinsip-Prinsip Dalam Bimbingan dan Konseling
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling terdapat beberapa prinsip sebagai pijakan bertindak. Diantaranya menurut Muro dan Kotman ( dalam UPI Pers 2009:18) disebutkan beberapa prinsip yaitu:
1. Bimbingan dan konseling dibutuhkan oleh semua siswa.
Dalam program perkembangan kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan oleh seluruh siswa, khususnya siswa yang memiliki kesulitan.
Setiap murid memerlukan bantuan dan mempelajari cara pemecahan masalah, semua siswa memerlukan rasa dicintai dan dihargai. Dan kita sebagai guru harus menyamaratakan semua siswa tanpa membedakan status apapun.
2. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada pembelajaran siswa.
Dalam hal ini tugas guru membantu siswa untuk belajar, setiap siswa yang memiliki kesulitan hendaknya tetap belajar dan terus mendapat bimbingan, dan siswa yang lambat belajar hendaknya dibantu belajar sebanyak mungkin, dengan demikian semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran. Tujuan sekolah adalah pembelajaran, sedangkan tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu anak dalam belajar.
3. Konselor dan guru merupakan fungsionaris bersama dalam program bimbingan dan perkembangan.
Pendidikan di SD lebih berorientasi kepada siswa ketimbang pada pelajaran, oleh karena itu konselor dan guru bekerjasama membantu menyelesaikan masalah siswa. Konselor membantu guru dalam menelusuri permasalahan siswa, mendengarkan sungguh-sungguh isi curahan hati siswa dan menetukan pendekatan yang akan digunakan. Untuk di SD yang belum mempunya tenaga konselor maka tugas-tugas konselor dilaksankan oleh guru kelasnya masing-masing.
4. Program bimbingan perkembamgan peduli dengan penerimaan diri, pemahaman diri dan pengayaan diri.
Kegiatan dalam bimbingan perkembangan dirancang untuk membantu siswa mengetahui lebih banyak akan dirinya, sert memahami akan kekuatan dirinya dan kelemahan yang dimilikinya, misalnya IQ, bakat, kebiasaan belajar, minat, kepribadian, dan lain-lain.
5. Bimbingan perkembamgan peduli dengan identifikasi awal akan kebutuhan khusus dari murid.
Guru di SD hendaknya untuk menemukan kebutuhan murid yang jika tidak terpenuhi akan menjadi kendala dalam kehidupan murid selanjutnya. Melakukan pendekatan dengan murid baik secara kelompok maupun individual. Menjalin hubungan erat dengan orang tua merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam melaksanakan identifikasi kebutuhan murid.
6. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan psikologi.
Guru yang berperan sebagai konselor perkembangan tidak sekedar peduli pada assessment kemampuan murid untuk belajar, melainkan pada bagaimana murid menggunakan kemampuannya. Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang prilaku individu memberikan sumbangan yang besar terhadap bimbingan, karena dalam bimbingan yang diperhatikan adalah perilaku individu. Guru hendaknya tidak hanya memperhatikan perilaku murid yang Nampak tetapi juga perilaku murid yang tidak nampak.
7. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat mengikuti urutan dan lentur.
Berurutan berarti bahwa program bimbingan dirancang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa dan tingkat kelas di SD. Lentur dalam arti program hendaknya disesuaikan dengan perbedaan individual setiap siswa.
D. Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan yang akan mengahsilkan pemahaman tentang sesuatu dengan kepentingan pengembangan siswa. Pemahaman itu meliputi pemahaman tentang diri sendiri ( potensi dan kelemahan) dan pemahaman lingkungan ( keluarga, pendidikan, karir, social budaya dan nilai ).
2. Fungsi Preventif
Adalah bantuan yang diberikan kepada murid bertujuan agar murid terhindar dari berbagai masalah yang dapat mengahambat perkembangannya. Hambatan seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah hubungan social dan sebagainya. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan yaitu:
a. Program layanan orientasi yang memberikan kesempatan kepada murid untuk mengenal sekolah.
b. Program kegiatan atau layanan bimbingan klasikal atau kelompok tertentu, seperti diskusi, bermain peran dan dinamika kelompok.
c. Program layanan penempatan dan penyaluran baik yang bersifat individu maupun kelompok seperti pembentukan kelompok belajar, ekstrakulikuler dan lain-lain.
3. Fungsi Developmental
Yaitu pelayanan yang diberikan dengan tujuan dapat membantu siswa mengembangkan potensinya dengan terarah dan mantap. Layanan ini memungkinkan siswa:
a. Memperoleh kesempatan untuk mendapat pengalaman-pengalaman.
b. Mengenal, memahami serta melatih diri dan melakukan kegiatan tentang cara-cara pengembangan diri.
c. Memperoleh latihan membuat dan memiliki alternative yang paling efesien untuk dilakukan dalam setiap situasi, dengan mempertimbangkan minat, kemampuan dan kesempatan.
d. Mengembangkan bakat dan minat melalui kegiatan pembelajaran ekstrakulikuler.
4. Fungsi Kuratif
Adalah layanan yang membantu murid untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi baik dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. Bantuan yang diberikan amat bergantung pada sifat masalahnya, bentuknya dapat langsung berhadapan dengan siswa atau melalui pihak lain.
E. Azas-Azas Bimbingan
1 Azas Kerahasiaan
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
2. Azas kesukarelaan
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlukan baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan kesukarelaan tersebut.
3. Azas keterbukaan
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli). Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
4. Azas kegiatan
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan baginya.
5. Azas kemandirian
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian konseli.
6. Azas Kekinian
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan "masa depan atau kondisi masa lampau pun" dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat sekarang.
7. Azas Kedinamisan
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Azas Keterpaduan
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
9. Azas Keharmonisan
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
10. Azas Keahlian
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
11. Azas Alih Tangan Kasus
Yaitu azas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-lain.
12. Azas Tut Wuri Handayani
Yaitu azas BK yang menghendaki agar pelayanan BK secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi, mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan, dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada murid yang maju. Demikian juga segenap layanan dan kegiatan BK yang diselenggarakan hendaknya disertai dan sekaligus dapat membangun suasana pengayoman, keteladanan, dan dorongan seperti ini.
- Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
Prayitno, menjelaskan bahwa layanan BK mencakup sembilan jenis layanan, yaitu:
a. Layanan Orientasi
Layanan orientasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memahami lingkungan yang baru dimasukinya untuk mempermudah dan memperlancar berperannya klien dalam lingkungan baru tersebut.
b. Layanan Informasi
Layanan informasi yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran yaitu layanan konseling yang memungkinkan klien memperoleh penempatan dan penyaluran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan masing-masing.
d. Layanan Penguasaan Konten
Layanan penguasaan konten yakni layanan konseling yang memungkinkan klien mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi pelajaran yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
e. Layanan Konseling Individual
Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien. Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri, kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam jabatannya dengan pengetahuan dan ketrampilan psikologi. Konseling ditujukan pada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu-individu yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.
f. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada diri konseli/klien. Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.
g. Layanan Konseling Kelompok
Strategi berikutnya dalam melaksanakan program BK adalah konseling kelompok. Konseling kelompok merupakan upaya bantuan kepada peserta didik dalam rangka memberikan kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Selain bersifat pencegahan, konseling kelompok dapat pula bersifat penyembuhan.
h. Layanan Mediasi
Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.
i. Layanan Konsultasi
Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua, administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau sekolah. konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. Keadaan Objek SD Negeri Citengah
SD Negeri Citengah terletak di Desa Citengah, tepatnya di Jalan Pager Betis, Kode Pos 45351. SD Negeri Citengah dipimpin oleh seorang kepala sekolah bernama Ibu Siti Masitoh S.Pd. Adapun pelaksanaan program BK dilaksanakan oleh masing-masing guru wali kelas.
Keadaan siswa di SD Negeri Citengah berjumlah 175 orang dengan komposisi Kelas 1 sebanyak 25 orang, kelas 2 sebanyak 31 orang, kelas 3 sebanyak 31 orang, kelas 4 sebanyak 24 orang, kelas 5 sebanyak 35 orang dan kelas 6 sebanyak 29 orang.
Sebagian besar siswa di SD Negeri Citengah berasal dari lingkungan sekitar sekolah yaitu hanya mencakup Desa Citengah saja .
Tingkat ekonomi orang tua anak didik di SD Negeri Citengah, sebagian besar adalah menengah ke bawah. Hal ini cukup berpengaruh terhadap proses pembelajaran di sekolah.
B. Kegiatan Bimbingan dan Konseling di SD Citengah.
Hasil penelitian dari observasi saya ke SD Negeri Citengah mengenai keterlaksanaan program Bk yaitu, ternyata disana belum ada program BK yang terstruktur namun dalam pelaksanaan program BK tetap dilaksanakan dan dijalankan. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling ini dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah namun dalam tataran teknis atau yang bertugas dilapangan diserahkan kepada masing-masing wali kelas. Jadi wali kelas selain menjadi pengajar, guru pun berperan sebagai pembimbing atau konselor bagi anak didiknya. Dalam pelaksanan bimbingan dan konseling di SD Negeri Citengah, guru telah mempersiapkan berbagai instrument BK berupa buku-buku catatan yaitu, diantaranya buku pelayanan BK, buku kejadian sehari-hari, dan buku ekstrakulikuler yang isinya berupa menekankan pada bimbingan karir yaitu bakat dan minat masing-masing siswa. Dari hasil penelitian di SD Negeri Citengah dilaksanakan dua bimbingan yaitu bimbingan masalah dan bimbingan karir.
B. Layanan Bimbingan Masalah
Dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling khususnya dalam bimbingan masalah, guru tidak menjadwalkan layanan bimbingan tersebut secara terprogram misalnya harus ada layanan bimbingan perminggu atau perbulan tapi guru melakukan layanan bimbingan hanya ketika terjadi masalah saja. Guru baru memberikan layanan bimbingan ketika terjadi masalah pada siswa. Jadi dalam bimbingan masalah guru melakukan pendekatan krisis, yaitu guru menangani masalah dan memberikan layanan bimbingan ketika terjadi kasus atau masalah. Ketika terjadi masalah selain memberikan layanan bimbingan guru pun langsung mencatakan kejadian tersebut dalam buku khusus dan setiap wali kelas wajib mempunyai buku itu, yaitu buku bimbingan dan penyuluhan serta buku kejadian sehari-hari.
1. Buku bimbingan dan penyuluhan, digunakan apabila terjadi masalah pribadi atau belajar, contoh formatnya:
No | Nama Siswa | Masalah | Penyelesaian | Hasil | Paraf |
| | | | | |
Dalam memberikan layanan bimbingan masalah, pertama wali kelas langsung berkomunikasi dengan siswa yang bermasalah atau teman dekatnya untuk mendapatkan informasi. Apabila wali kelas belum bisa menemukan jalan keluarnya wali kelas bisa menghubungi langsung Kepala Sekolah dan membicarakan masalah yang terjadi pada siswa tersebut serta merumuskan jalan keluarnya, selain itu wali kelas pun bisa langsung berhubungan dengan orang tua siswa yang bersangkutan, caranya bisa melalui surat pemberitahuan atau langsung berkunjung kerumahnya. Masalah yang sering dihadapi di SD Negeri Citengah misalnya:
a. Anak yang tidak mau menulis tegak bersambung
Pada kasus ini terjadi pada salah satu siswa, malas untuk menulis tegak bersambung, ia mau menulis kalu memakai tulisan cetak saja
Cara mengatasi: pertama guru melakukan proses pendekatan kepada anak tersebut kemudian guru menanyakan alasan mengapa ia tidak mau menulis tegak bersambung, dan setelah melakukan pendekatan tersebut akhirnya guru mengetahui alsan mengapa ia tidak mau menulis tegak bersambung,yaitu dikarnakan ia tidak bisa menulis tegak besambung, disini guru membingbing murid tersebut untuk melatihnya menulis tegak bersambung
Hasilnya : Baik, jadi setelah guru melakukan bingbingan untuk melatih murid tersebut menulis tegak bersambung,sedikit-sedikit murid tersebut sedah mulai mau menulis dengan tegak bersambung
b. Siswa yang nakal atau ofer acting
Dalam kasus ini terjadi pada salah satu siswa di SD Negeri Citengah, sebenarnya anak itu cerdas, penampilannya rapih namun sayang anak itu memiliki sifat yang nakal dan oferacting.
Cara mengatasinya: pertama-tama guru menyelidiki factor penyebabnya, dan guru berusaha mencari informasi dari teman-temannya bahkan kemudian guru memancing/melakukan pendekatan kepada anak yang bersanguktan supaya menceritakan kenapa dia nakal. Setelah diselidiki ternyata dia mempunyai bakat yang kurang tersalurkan yaitu membaca puisi. Salah satu usaha wali kelas yaitu dengan cara memberikan tugas tambahan untuk menulis puisi dan membacakannya di depan kelas.
Hasilnya : Baik, anak itu kelihatan sangat puas dan tidak terlalu oferacting lagi dan dirinya merasa senang dan puas.
c. Malu untuk maju kedepan kelas
Pada kasus ini jadi salah seorang siswa tidak pernah maju kedepan, ternyata setelah diselidiki dia itu pemalu.
Cara mengatasinya: supaya siswa yang pemalu itu bisa maju kedepan dengan cara melakukan sebuah permainan dengan iming-iming hadiah
Hasilnya: Baik, anak yang pemalu jadi berani untuk maju kedepan karena anak itu merasa tertangtang untuk mendapatkan hadih yang banyak,dan merupakan suatu kebanggaan bagi dia kalau mendapatkan hadiah tersebet..
2. Buku kejadian sehari-hari, buku ini digunakan apabila dalam hari itu terjadi sebuah insiden/kejadian,namun tetap guru/wali kelas memberikan layanan bimbingan terhadap siswa yang bersangkutan. Contoh formatnya:
No | Hari/tanggal | Nama Siswa | Jenis Kejadian | Upaya Guru | Hasil |
| | | | | |
Contoh insidennya/kejadian: Pada tanggal 8-8-2011 terjadi sebuah insiden yaitu ada 3 orang siswa yang pada waktu jam sekolah sering meninggalkan sekolah
Upaya guru: memanggil ketiga anak tersebut untuk di berikan pengarahan tentang pentingnya sekolah dan memberikan motivasi supaya ketiga anak tersebut menjadi rajin dan giat sekolah
Hasil : Baik, ketiga anak tersebut tidak pernah meninggalkan sekolah lagi dan menjadi giat sekolah.
Selanjutnya pada tanggal 3-9-2010 ada 5 orang siswa yang tidak pernah mengerjakan PR
Upaya guru: kelima anak tersebut di berikan nasihat untuk mengerjakan PR dan teguran bila tidak mengerjakan PR lagi maka akan di beri hukuman
Hasilnya: Baik
Kelima anak tesebut menjadi rajin dan selalu mengerjakan PRnya
C. Layanan Bimbingan Karir ( Minat dan Bakat )
Dalam layanan bimbingan karir guru melakukan pendekatan perkembangan, dimana guru berusaha untuk memahami segala keterampilan yang dimiliki siswa. Di SD Negeri Citengah ada hari khusus yang dipergunakan untuk program layanan tersebut. Yaitu setiap hari Sabtu semua siswa dan guru dibebaskan dari kegiatan belajar mengajar. Pada hari Sabtu diisi dengan kegiatan Ekstrakulikuler, dimana setiap siswa dibebaskan memilih kegiatan sesuai bakat dan minatnya.
Kegiatan ekstrakulikuler yang diadakan di SD Negeri Citengah yaitu:
1. Pramuka
2. Paskibra
3. Bola voly
4. Bulu tangkis
5. Vocal/nyanyi
6. Kesenian dll.
Setiap siswa boleh memilih kegiatan tersebut lebih dari satu sesuai dengan keinginannya, setiap kegiatan dipandu atau dipimpin oleh para guru yang mempunyai keahlian tersebut. Alhamdullilah respon dari setiap siswa sangat bagus karena dengan diadakannya hari khusus (Sabtu) untuk kegiatan ekstrakulier, mereka bisa menyalurkan bakat dan minatnya.
D. Analisis Keterlaksanaan Bimbingan Konseling di SD Negeri Citengah
Pada dasarnya sekolah telah melakukan beberapa pendekatan bimbingan konseling yang dimanifestasikan dalam beberapa layanan, diantaranya :
1. Pendekatan krisis: jadi di SD Negeri Citengah ini dalam memberikan layanan bimbingan masalahnya menggunakan pendekatan krisis yaitu guru akan bertindak atau memberikan layanan ketika muncul sebuah krisis atau masalah.
2. Pendekatan perkembangan: jadi di SD Negeri Citengah ini dalam memberikan layanan bimbingan karier menggunakan pendekatan perkembangan yaitu guru berusaha memahami setiap keterampilan siswa dengan cara pihak sekolah memberikan hari khusus untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
Sekolah juga menaati prinsip-prinsip bimbingan konseling slah satunya yang meliputi :
1. Bimbingan dan konseling diberikan kepada semua siswa tanpa membedakan status, ras, golangan dan agama. Semua diberikan secra adil dan merata.
2. Bimbingan dan konseling perkembangan memfokuskan pada pembelajaran siswa. Setiap siswa yang memiliki kesulitan dalam belajar selalu mendapat bimbingan dari wali kelasnya masing-masing.
3. Guru/wali kelas berkedudukan sebagai pembimbing atau konselor bagi setiap siswanya.
4. Bimbingan perkembangan peduli dengan penerapan psikologi. Jadi para guru di SD N Citengah ini tidak hanya melakukan sekedar bimbingan tapi para guru juga saat memberikan bimbingan diperhatikan juga setiap proses perkembangan yang terjadi pada siswanya.
5. Bimbingan perkembangan mempunyai sifat mengikuti urutan dan lentur.
Layanan bimbingan dan konseling di SD Negeri Citengah,dilakukan dengan berurutan sesuai dengan tinkat kelasnya masing-masing dan dipegang oleh wali kelas.Dan disesuaikan dengan tahap perkembangan masing-masing siswa.
Asas bimbingan dan konseling menjadi dasar dalam pelaksanaan layanan di SD Negeri Citengah, salah satu diantara asas tersebut :
1. Asas kerahasiaan, data siswa terjaga kerahasiaannya, kecuali bagi yang berkepentingan untuk membantu siswa dalam mencapai tugas perkembangannya.
2. Asas Keterpaduan, seluruh kegiatan bimbingan didasarkan kepada tujuan yang sama yakni mefasilitasi anak untuk mencapai tugas perkembangannyan dengan baik dan mencapai kemandirian
3. Asas Alih Tangan Kasus, kasus yang tidak tertangani diserahkan kepada pihak yang lain, misalnya kepada kepala sekolah kemudian bekerja sama dengan orangtua yang bersangkutan.
4. Azas keterbukaan , semua siswa yang sedang dalam proses bimbingan, semuanya terbuka dan tidak ada yang ditutup-tutupi, mereka semua berbicara terus terang.
5. Azas kekinian, kasus yang ditangani oleh SD Negeri Citengah rata-rata kasus yang terjadi pada saat sekarang.
Adapun fungsi yang digunakan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling ini yaitu:
1. Fungsi Kuratif
SD Negeri Citengah ini memberikan layanan yang berupa membantu murid untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi baik dilingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah. Bantuan yang diberikan amat bergantung pada sifat masalahnya, bentuknya dapat langsung berhadapan dengan siswa yang bersangkuatan atau melalui pihak lain, misalnya teman dekat, kepala sekolah bahkan orang tua yang bersangkutan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya bimbingan dan konseling di SD Negeri Citengah berjalan dengan lancar,meskipun program bimbingan dan konseling itu sendiri belum ada dan tidak terstruktur tetapi pelaksanaanya tetap berjalan dengan baik.
Di SDN Citengah tidak ada guru khusus untuk memegang BK namun diserahkan kepada masing-masing wali kelas dengan instruktur dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah.
Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan krisis dan pendekatan perkembangan. Pendekatan krisis digunakan untuk layanan bimbingan masalah, yaitu ketika muncul masalah, wali kelas langsung bertindak. Selanjutnya pendekatan bimbingan digunakan untuk layanan bimbingan karir, hal ini digunakan untuk memahami setiap keterampilan yang digunakan setiap siswa.
Setiap wali kelas harus mempunyai buku instrument BK, salah satunya yaitu buku bimbingan dan penyuluhan, buku kejadian sehari-hari dan buku ekstrakulikuler.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawati dan Ni’mah Chudari. 2009. Bingbingan dan Konseling. Bandung:UPI Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar